KEBEBASAN PERS: PERBANDINGAN ANTARA MALAYSIA DAN INDONESIA

Erman Anom

Abstract


Abstrak

Setiap negara memiliki sistem dan undang-undang kebebasan persnya sendiri. Hal ini karena negara-negara  tersebut  memiliki  perbedaan  dalam  tujuan,  fungsi  dan latar belakang  sosial politik   yang   menyokongnya   sehingga   undang-undang   yang   diterapkan   juga   berbeda. Deklarasi  Hak Asasi Manusia  1984, yang memperuntukkan  mengenai  kebebasan  bersuara dan menyatakan pendapat, menyebut mengenai kebebasan pers. Deklarasi Hak asasi Manusia adalah rujukan utama pihak-pihak yang memperjuangkan kebebasan pers dunia.

 

Kata Kunci: Kebesan Pers, Hak Asasi, Demokrasi


Full Text:

PDF

References


Daftar Pustaka

Departemen Agama RI, ”AlQuran dan Terjemahannya”, PT Syaamil Cipta Media, Bandung, 2004.

Faridah Jalil, ”Kebebasan dan Jenayah Dalam Berkarya”, Dewan Sastera, Kuala Lumpur, 2001.

Mohd. Safar Hasim, “Pers dan Kuasa Perkembangan Sistem Pers di Malaysia Sejak 1806”, Penerbit Universiti Kebangsaan Malaysia, Kuala Lumpur,

Sri Mohamed Hasyim, ”The Future of the newspaper industry in Malaysia in The Era of Global Media and Global Culture”, A Paper Presented at The Internasional Conference on Media and Communication at Putrajaya Marriot Hotel on Monday, 26th September 2005.

Said Tribuana, “Sejarah Pers Nasional dan Pembangunan Pers Pancasila”, PT. Saksama, Jakarta, 2008.

Ardianto Elvinaro & Lukiati Komala Erdinaya, “Komunikasi Massa Suatu Pengantar “ Sembiosa Rekatama Media, Bandung,

Onong Uchjana Effendy, “Spektrum Komunikasi”, CV. Mandar Maju, Bandung, 1992.

Smith. C. Edward, “Sejarah Pembriedelan Pers di

Indonesia”, Grafiti Pers, Jakarta, 2003.




DOI: https://doi.org/10.47007/jkomu.v6i2.82

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View My Stats